Kemana Perginya Pemimpin Muslim Sejati?





Tahun baru tentu dengan membuka lembaran kalender baru. Dan kalender idiologis yang saya beli Desember tahun lalu saat dibuka seketika menggetarkan hati, dengan judul " Pestina Negeri Muslim Damai di Bawah Khilafah" disertai dengan sejumlah gambar yang memperlihatkan suasan damai kala itu. 


Suasana Gerbang Jaffa, Al-Quds, sekitar tahun 1900, Kota tua Al-Quds, sekitar tahun 1910 dan gambar muslim, kristen, yahudi yang bisa hidup berdampingan di bawah Khilafah. Ketiga gambar itu mampu menceritakan banyak hal yang hari ini hampir diingkari bahkan diingkari oleh sebagian besar kaum muslim, terutama pemimpin negeri-negeri muslim. 


Hari ini kita disibukkan dengan proyek moderasi beragama, yang pada masa keKhilafahan tak pernah ada persoalan. Berbagai agama bisa hidup berdampingan, artinya ketika Islam menjadi sistem sebuah negara, apa yang dikhawatirkan, bentrok, intoleran, kisruh, ricuh, teroris dan lain sebagainya akibat Islam tidak pernah terjadi. 


Maka itu pantas jika disebut proyek, sebab gagasan moderasi beragama memang bukan berasal dari Islam, ironinya kini petugas proyeknya kaum muslim sendiri yang dungu karena terkooptasi dengan pemikiran sekuler ala barat. Ya, mereka mengakomodasi kepentingan penjajah barat yang memang ketakutan akan kebangkitan Islam kembali. Mereka tahu itu, bahwa jika Allah sudah berjanji maka tinggal tunggu saat yang tepat saja untuk diwujudkan. Dan mereka tak pernah siap. 


Gambar itu pun berbicara lebih spesifik lagi pada wujud nyata kepemimpinan Islam. Mampu menguasai dunia, menciptakan perdamaian tanpa intrik dan gimmick. Hanya terapkan Islam, bukan yang lain. Maka, kedamaian itu secara riil bisa dirasakan. 


Berbeda dengan hari ini, masalah Palestina berlarut-larut hingga tahun berganti dan kalender di buka pada lembaran pertama. Penulis sangat ingin bertanya, nyenyakkah tidur mereka selama ini padahal setiap saat mendengar jeritan anak-anak Palestina yang kehilangan anggota badan mereka bahkan anggota keluarga. Globalhumanity.id memberitakan, Dr. Munir Al-Bursh, Direktur Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, menyatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 70.000 penyandang disabilitas di Jalur Gaza. Kondisi ini adalah akibat langsung dari kekerasan berkepanjangan dan genosida yang terjadi di wilayah tersebut.


menurut Philippe Lazzarini Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), kekerasan yang dilakukan Israel di wilayah Gaza telah menyebabkan "pandemi cacat" di wilayah tersebut, dengan jumlah anak yang diamputasi terbanyak di dunia. Banyak dari anak di Gaza kehilangan anggota tubuh dan menjalani operasi tanpa bahkan menggunakan anestesi.


Masih nyenyakkah tidur para pemimpin muslim itu, Palestina kini lebih banyak berupa reruntuhan, tenda pengungsian, rumah sakit pun dibombardir Yahudi laknatullah. Mereka tetap mengacu pada perjanjian Genewa, solusi dua negara, dan kecaman-kecaman tak berdaya. 


Faktanya, Yahudi esungguhnya bukan ahli perang. Itulah mengapa yang menjadi sasaran terbesar mereka perempuan, anak-anak dan fasilitas umum. Allah yang Mahakuat lagi Maha Perkasa berfirman yang artinya, “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada Anda, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan Anda, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan” (TQS Ali Imran 3 : 111).


Yahudi pun kini telah " ditinggal" Allah. Mereka tidak mampu berdiri kecuali dengan tali Allah dan tali manusia. “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia” (TQS Ali Imran 3: 112).


Tali Allah telah terputus sejak Yahudi membunuhi nabi-nabi Allah tanpa alasan yang haq, tali manusia, tentulah Inggris yang sukses menancapkan Yahudi di Palestina, hingga seolah menjadi duri dalam daging bagi kaum muslim, pengaruh Inggris melemah berlanjut kepada Amerika, yang hingga hari ini masih setia mendengar rengekan Yahudi setiap kali terdesak oleh tentara Hamas. Namun, berapa lama tali manusia ini akan bertahan? 


Mengapa para pemimpin kaum muslim tak bersegera mengambil tampuk kepemimpinan, menyerukan jihad dan mengobarkan semangat berjuang melawan musuh-musuh Allah, mengapa kalian ragu? padahal jika seruan itu berkumandang, insyaallah kaum muslim akan berbaris di belakang dengan penuh takzim


Potensi militer dan sumber daya negeri-negeri muslim jika disatukan akan sangat menggetarkan kaum kafir. Sayangnya hari ini justru dikerahkan untuk sesuatu yang mubah. Sebut saja Pakistan yang memiliki militer terkuat di dunia Islam, dengan 637.000 personel tentara. Pakistan juga merupakan satu-satunya negara Muslim yang memiliki kekuatan nuklir resmi. Mesir, emiliki 440 ribu personel militer, 254 pesawat tempur, 92 helikopter serang, 7 kapal korvet, 13 kapal fregat, dan 8 kapal selam. Belum jika Indonesia, Malaysia, Tukri, Qatar dan lainnya disatukan. 


Nasionalisme sungguh keji, mampu menghilangkan ukhuwah Islamiyah. Padahal Rasulullah memerintahkan agar sesama muslim saling membantu saudaranya, tak peduli beda bangsa, kulit dan bahasa, ikatan mereka hanya satu, yaitu akidah Islam. Tak pahamkah mereka dengan perintah Allah SWT. berikut ini? 


Hai orang-orang mukmin, jika Anda menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur`an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka” (TQS Muhammad 47: 7-9). Wallahualam bissawab. 

Komentar

Postingan Populer