Berpuasa Niatkan Terlebih Dahulu




Menginjak hari ke-10 Ramadhan, hujan masih sesekali mengiringi langkah untuk shalat tarawih, hampir-hampir memupuskan niat untuk datang ke masjid, jik tidak teringat manisnya menjalankan setiap gerakan shalatnya maka bisa jadi sudah tenggelam dalam kesibukan dunia yang mengalihkan. 


Imam shalat sekaligus pengisi kultum malam ini membahas tentang ayat Alquran yang berisi perintah shalat, tepatnya artinya," (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (TQS al-Baqarah :184). 


Ayat di atas adalah lanjutan dari perintah berpuasa di ayat sebelumnya. Ditegaskan bahwa berpuasa itu lebih baik bagimu, daripada membayar fidyah, semisal sakit, maka niatkan jika sembuh akan berpuasa bukan lantas menetapkan fidyah, bahkan sudah mengangan-angankan membayar fidyah di awal meski masih ada kemungkinan dia sembuh. Meskipun ada batasan bagi orang yang bekerja keras untuk boleh tidak berpuasa, namun tetap diperintahkan pada hari lain baik di bulan Ramadhan maupun bukan untuk menggantinya. Fidyah adalah alternatif berikutnya di saat benar-benar tidak akan sanggup membayar hutang puasa. 


Yang terpenting niatkan terlebih dahulu, sebab itu perintah, kemudian jika memang dipertengahan hari tidak kuat sehingga terpaksa harus berbuka maka ia boleh berbuka. Dan di hari lain ia wajib mengganti puasanya. Demikian pula dengan orang yang sakitnya memang kecil kemungkinan untuk sembuh, berdasarkan hasil medis baik di bulan Ramadhan atau bukan maka boleh ia tidak berpuasa. Dan membayar fidyah. 


Bagi orang yang sakit, kemudian ia sudah berniat puasa sesudah sembuhnya namun Allah berkehendak lain, yaitu menetapkan ajalnya dan mati. Maka ada kewajiban bagi walinya, ahli warisnya untuk membayarkan hutang puasanya. Bagi yang melakukan safar, boleh tidak berpuasa jika perjalanan yang ditempuhnya sulit, dan menggantinya di hari yang lain ketika tidak safar, namun jika melihat fakta hari ini, perjalanan dari satu daerah ke daerah lain sangatlah mudah. Berbagai moda transportasi semakin memudahkan . Perjalanan yang dahulu bisa berhari-hari kini bisa ditempuh dalam hitungan jam. Artinya tidak ada alasan untuk tidak berpuasa. Hal ini tercantum dalam QS al-Baqarah : 185. 


Semua itu bukan karena Allah hendak menyulitkan hambaNya, namun perintah puasa adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya. Sebab, dari berbagai penelitian, puasa bisa membunuh sel kanker dan meremajakan seluruh sel dalam tubuh, dan memperbaiki kinerja organ tubuh. Informasi ini tidak kemudian menjadi sebab disyariatkan puasa, hingga muncul pendapat jika tak ada manfaat kesehatan maka puasa tidak perlu. Sangat salah!


Puasa adalah perintah syariat, barangsiapa mengerjakan akan diberi pahala, dan barang siapa meninggalkan tanpa uzur syar'i akan mendapatkan dosa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, yang artinya , “Setiap amalan anak Adam itu adalah (pahala) baginya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya,” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban). Sungguh istimewa bulan Ramadan ini, masyaallah.


Menjalankan puasa adalah bagian dari ketaatan hamba kepada Sang Khalik. Sebab surga hanya tersedia bagi orang bertakwa, yaitu orang yang dengan keimanannya secara sadar melakukan semua yang diperintah dan menjauhi dari semua yang dilarang. 


Mengganti hutang puasa waktunya panjang, dari Ramadhan tahun ini hingga sebelum Ramadhan tahun depan. Menyegerakan membayar adalah lebih baik, sekali lagi Allah tak hendak memberatkan hambaNya. Setanlah yang kemudian membuat indah angan-angan hingga muncul penundaan. Padahal tak ada uzur syar'i seperti sakit menahun, tua dan lainnya. Semoga Ramadan kali ini, bisa merubah persepsi setiap orang bahwa puasa berat dan tak akan mampu menjalaninya, sebab Allah pasti menguatkan ketika hambaNya melemah. Wallahu a'lam bish showab.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer