Bacalah Al-Qur'an dan Amalkan




Alhamdulillah, puasa di bulan Ramadan ini sudah menginjak hari ke-11. Badan tetap fit, agenda lancar, bahkan masih bisa makan enak, begitu celetuk imam shalat Isya dan tarawih saat mengisi kultum. Maka, sudah seharusnya, kenikmatan ini kita isi dengan ibadah sebanyak-banyaknya, terlebih di bulan Ramadan, dimana segala sesuatu diberi pahala yang berlipat ganda. 


Allah SWT berfirman yang artinya, "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS al-Baqarah 2: 185). Membacanya saja sudah berpahala, terlebih jika menjadikan Alquran sebagai petunjuk, penjelasan dan pembeda antara yang hak dan batil. Tanpa Alquran sebenarnya hidup manusia akan kacau dan dunia akan rusak lebih cepat. 


Beliau lantas mengisahkan para sahabat yang di bulan Ramadan bacaan Alqurannya justru menjadi-jadi. Seperti misalnya, Rabi bin Sulaiman berkata, “Imam Syafii mengkhatamkan Alquran pada bulan Ramadan sebanyak enam puluh kali dan bulan lainnya sebanyak tiga puluh kali.” Qatadah mengkhatamkan setiap tujuh malam dan pada bulan Ramadan setiap tiga malam serta setiap malam pada sepuluh malam terakhir.


Sufyan Al-Tsauri meninggalkan segala aktifitasnya dan mulai memfokuskan dirinya membaca Alquran. Diriwayatkan bahwa Al-Walid bin Abdul Malik mengkhatamkan Alquran setiap tiga hari dan pada bulan Ramadan sebanyak tujuh belas kali. Imam Bukhari mengkhatamkan Alquran pada siang hari bulan Ramadan satu kali khatam dan pada salat malamnya setiap tiga hari satu kali khatam.


Mengapa terasa amazing di hari ini apa yang mereka lakukan? Padahal mereka bukan orang sembarangan, kebanyakan adalah ilmuwan dan karya kitab mereka bukan satuan judul melainkan puluhan bahkan ratusan. Ternyata amal mereka yang luar biasa , dilandasi karena keimanan dan keyakinan Islam adalah agama terbaik . Selepas shalat Tarawih mereka tak beranjak dari tempatnya kecuali berlanjut dengan membaca Alquran. 


Terbukti, mereka telah sukses menorehkan karya bagi umat dan bisa kita nikmati, sekaligus pelajari hari ini. Maka, memperbanyak bacaan Alquran di bulan Ramadan sangat dianjurkan. Hari ini meski tempat belajar membaca Alquran menjamur, di media sosial yang belajarnya online pun tersedia namun buta baca Alquran masih cukup memprihatinkan. Bahkan terbilang ironi, negara dengan penduduk mayoritas Muslim, angka buta baca Alquran, mengutip data Sensus Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, buta huruf Alquran mencapai 53,57 persen ( republika.id, 18/4/ 2022). 


Ternyata lebih dari separuh dari jumlah penduduk negeri ini. Artinya tidak ada perhatian yang memadai dari pemangku kebijakan, baik itu memfasilitasi, membangun sarana prasarana pendukung pendidikan membaca Alquran, menyusun kurikulum berbasis Alquran dimana baca tulis Al-Qur'an wajib diberikan tanpa batasan tingkatan pendidikan tertentu, menyiapkan guru pendidikan Alquran yang tak sekadar pandai membaca dan menulis namun juga menjadi tabiat atau karakter siswa didik dan lain sebagainya. 


Jika pendidikan membacanya saja abai, bagaimana mungkin bisa melangkah pada amal selanjutnya yaitu mengamalkan? “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 5027). Dalam hadis ini, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan standar bahwa sebaik-baik manusia adalah siapa saja dari umatnya yang mempelajari al-Quran lalu mengajarkannya kepada orang lain. 


Mengajarkan tidak sekadar membuat seseorang pandai membaca Alquran, namun juga mampu menjadikan orang yang ia ajar mengambil Alquran sebagai pedoman hidupnya. Karena jika demikian sama artinya telah mencetak generasi yang paham Alquran, berkepribadian Alquran sekaligus calon pemimpin umat untuk keluar dari setiap persoalan umat yang membelit parah sebagaimana yang kini menimpa penduduk negeri ini. Wallahu a'lam bish showab. 




Komentar

Postingan Populer