Pemberdayaan Perempuan, Racun Mematikan Bagi Generasi




Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadikan program ‘Pahlawan Ekonomi’, program beliau di tahun 2010 semasa masih menjabat menjadi wali kota Surabaya dengan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kementerian Sosial sebagai program percontohan nasional. Program Pahlawan Ekonomi berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera di Surabaya. Program ini digagas Risma saat menyadari kemiskinan di Surabaya diketahui hampir seluruhnya dengan suaminya bekerja. Pahlawan Ekonomi membidik perempuan (istri) sebagai potensi menggerakkan mesin kedua perekonomian.


Kemiskinan memang menjadi problem yang dihadapi perempuan sepanjang sejarah kapitalisme. Semakin parah ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Banyak perempuan kehilangan nafkah dari suaminya karena di PHK, usaha gulung tikar atau meninggal korban pandemi. Akhirnya, sebagai istri terpaksa terjun untuk perekonomian keluarga. Namun benarkah ini solusi tepat guna mengatasi kemiskinan? 


Kapitalisme Akar Persoalan Tidak Sejahtera

 Kapitalisme, adalah sistem dimana segala sesuatu diukur dengan materi, siapapun dianggap sebagai sumber daya ekonomi, termasuk perempuan. Para wanita itu masuk ke dunia kerja karena kebutuhan, sehingga menerima apapun yang ditetapkan perusahaan tanpa perlawanan. Terlebih jamak muncul anggapan bahwa perempuan lebih rendah dari pria, dan tenaganya berharga murah. Maka muncullah arus kesetaraan gender yang memperjuangkan perempuan setara dengan laki-laki dan membuat perempuan memiliki partisipasi ekonomi yang diperhitungkan dianggap sebagai jawaban dari persoalan kemiskinan perempuan.


Maka upaya pemberdayaan perempuan diarahkan untuk membuat perempuan bekerja, memiliki usaha dan menghasilkan uang. Ketika beban ekonomi ada di pundak perempuan pastilah berpengaruh pada kewajiban utama perempuan sebagai pendidik anak-anaknya dan pengatur rumah tangga. Selanjutnya berdampak pada ketahanan keluarga. 


Dampak buruk inilah yang tidak diperhitungkan sistem kapitalis, karena sifatnya non materi. Sehingga bukannya menghentikan program pemberdayaan tapi justru membuka peluang besar bagi perempuan menjadi pilar ekonomi. Berbagai program, kegiatan atau bantuan difokuskan agar perempuan keluar rumah dan berdaya. 


Maka muncullah masalah cabang yang lebih besar, seperti anak yang kurang kasih sayang, kriminal, pelecehan perempuan, kurang gizi dan lain sebagainya. Rusaknya tatanan masyarakat berawal dari rusaknya keluarga, angka kriminalitas meningkat, pengguna narkoba dari kalangan remaja juga meningkat, hingga perzinaan marak, akibat ibu tak lagi ada di posisi yang sebenarnya. Jika demikian bukankah layak sistem kapitalis yang azasnya memisahkan agama dari kehidupan (sekuler) ini kita tinggalkan dan beralih kepada solusi yang berasal Yang Maha Menciptakan manusia?


Islam Solusi Tuntas Atasi Kemiskinan


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam QS An-Nisa :34, yang artinya," Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya..". Disebutkan di dalamnya perintah agar suami menjadi pemimpin wanita. Sedangkan istri mengurusi rumah tangga di bawah kepemimpinan suaminya. Peran inilah yang menyelesaikan persoalan wanita serta memuliakan wanita. 


Sedangkan negara menjadi garda terdepan menjamin perempuan menerima hak-haknya dan sejahtera dengan memberi pendidikan yang berkualitas agar para wanita mampu mendidik anak dan mengatur rumah tangga dengan baik, memastikan sistem perwalian bagi wanita untuk penafkahan terlebih juga hukum wanita bekerja tidak wajib alias mubah. Syariat memberikan perintah bahwa perempuan mendapatkan penafkahan seumur hidupnya dari walinya. Jika tidak ada wali terdekat maka negaralah yang akan memberikan nafkah kepadanya. Namun, bisakah hal demikian terealisir selama kapitalisme masih bercokol? 


Maka tak bisa ditawarkan lagi, solusi tuntas dari persoalan kemiskinan, kemuliaan perempuan dan ketahanan keluarga yang kuat adalah diterapkannya syariat. Sedangkan pemberdayaan perempuan adalah ide sekuler yang memisahkan kehidupan dari agama. Yang justru menjadi racun mematikan bagi generasi. Syariat, adalah aturan ini berasal dari Allah Subhanahu wa ta' ala yang memiliki dunia dan seisinya. Wallahu a'lam bish showab.

Komentar

Postingan Populer