Ramadan sepuluh Hari Kedua, Ampunan




"Bulan Ramadhan awalnya adalah (kasih sayang) Allah, dan pertengahannya adalah pengampunan 

Allah, serta akhirnya adalah pembebasan dari api neraka." Hadis ini Salman Al Farisi radhiyallahu 'anhu dan diriwayatkan sejumlah ulama hadits, antara lain Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahih-nya, Ibnu Syahin dalam Fadhail Ramadhan, dan Imam Al Baihaqi dalam kitab Asy-Syu’ab dan dalam Fadhail Al-Awqat.   


Hari ini sudah memasuki 10 hari kedua dari total 30 hari kita berpuasa di bulan Ramadan. Tentulah sudah terlalu sulit lagi untuk memulai sahur dan berbuka karena tubuh sudah terbiasa. Ternyata, kedisiplinan kita dalam menjalani rutinitas selama Ramadan sangatlah sarat hikmah. 


Pertama kita "dipaksa" untuk membuat jadwal baru, dan itu harus konsisten, makan dini hari, selama 13 jam tidak makan minum, dan baru bebas menyantap hidangan apapun setelah bedug dan azan magrib terdengar. Sungguh kinerja tubuh yang luar biasa, ciptaan Allah SWT sangatlah fleksibel dan cepat menyesuaikan. 


Dengan dispilin pengaturan waktu makan dan kegiatan lain , selain menyehatkan, juga mampu membangun mental positif. Tak hanya mengeluh tapi tak bergerak, tak berkesan tapi tak tahan ujian. Dan nyatanya berbagai peristiwa besar dalam sejarah kaum Muslim kebanyakan terjadi di bulan Ramadan. 


Di saat lapar dan haus, justru para sahabat mengisinya dengan kisah heroik membelah dada. Bertempur dengan musuh-musuh Allah yang menjadi penghalang tersebarnya dakwah lebih luas. Dan yang pasti, menjaga ketakwaan untuk meraih SurgaNya Allah.


Kedua, jika di sebelas bulan sebelumnya terlalu banyak dosa dan kemaksiatan tentulah Ramadan kali ini saat yang tepat untuk mengubahnya. Tentunya dengan banyak belajar baik membaca buku maupun berkumpul dengan komunitas yang sefrekwensi. Memang tak ada manusia yang sempurna, namun Allah juga tak membiarkan kita berlumur dosa, Ramadan inilah bulan yang dikhususkan bagi hambaNya, saking luas kasih sayangNya. 


Lantas, tidakkah kita menjadi manusia yang merugi, jika Ramadan berlalu, kita masih berada di posisi yang sama? Tak bergerak samsekali, bahkan cenderung mengumpat Ramadan yang menurutnya terlalu merepotkan? Astaghfirullah ...inilah bukti kelemahan manusia, sekaligus bukti bahwa manusia adalah makhluk sedang Alalh SWT bukan.


Sepuluh hari kedua ini, semoga kita semakin gencar memberikan amal terbaik, hingga layak ampunan Allah SWT kita dapatkan. 

Komentar

Postingan Populer