Kekuatan Komitmen

 


#RamadanBersamaRevowriter
#OneDayOneayat
#Day1
#RamadanKareem

Hari ini diberi kesempatan Allah untuk bertemu dengan seseorang yang hebat. Seorang dosen lulusan S3, yang aktif dalam keorganisasian, kami mengajaknya untuk lebih mengoptimalkan potensinya untuk umat dengan dakwah Islam Kaffah. 

Di balik prestasinya, beliau bercerita jungkir baliknya perjuangannya dalam mempertahankan keyakinannya, Islam. Kisah cintanya yang berkali-kali dengan non muslim dan keputusannya untuk menutup aurat, padahal selangkah lagi beliau hendak di bawa ke pelataran pura. 

Satu yang beliau simpulkan dari semua rentetan peristiwa itu, bahwa perubahan itu datangnya dari diri sendiri, bukan orang lain, meskipun semua atas izin Allah SWT. Dan memang benar demikian, Allah SWT berfirman: 

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar Ra'du:11).

Kekuatan diri dalam berkomitmen kadang tidak disadari, karena setan memang suka sekali membelokkan niatan yang sudah lurus. Membuat indah perbuatan sia-sia, mengganggu doa kita yang menginginkan petunjuk kepada jalan yang lurus setiap kali salat. 

Ketika kita tahu banyak kesalahan di hadapan kita dan kita tahu seharusnya tidak demikian, semua karena kesalahan kebijakan, dikeluarkan dan disahkan dengan asas yang sekuler. Memisahkan agama dari kehidupan, tentu harus diperbaiki. Di saat kepercayaan kepada penguasa, parlemen, tokoh, politikus bahkan ulama memudar, tersebab merekapun larut dalam sistem yang salah ini kepada siapa lantas percaya? Tentulah Allah SWT. 

Tak butuh bagaimana cara penyampaian kita sebab hal itu bergantung pada karakter. Hanya perlu menyamakan metode penyampaian yaitu sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. Memang metode ini masih agak asing di telinga masyarakat, terlebih dengan adanya opini yang diaruskan melabeli dakwah pemikiran dengan sebutan radikal dan lain sebagainya. Seolah memang benar demikian adanya. 

Dampaknya, lebih banyak yang memilih dakwah praktis, ada persoalan segera ditanggulangi. Dibantu, didonasi, dibangun dan lain sebagainya. Akibat lebih lanjut, masyarakat menjadi tersibukkan, komunitas pengusungnya lelah namun masalah tak berkurang jua. Sebab pemikiran yang benar belum tertancap di setiap benak, sehingga hanya menyentuh permukaan, sedang akar persoalan tetap mencari eksistensinya. 

Banyak memang yang meragukan kedahsyatan dakwah pemikiran. Mereka terlena dengan langkah praktis. Namun coba kembali diingat, bagaiamana Umar bin Khattab tunduk kepada Islam begitu mendengar beberapa ayat Alquran dibacakan, Mushab bin Umair menjadi pendakwah pertama sebelum hijrah, meninggalkan kemewahan kedua orangtuanya, atau Bilal bin Rabbah, yang begitu kuat mengikat tauhidnya meski ditimpa batu panas. Dan masih banyak lagi kisah para sahabat di awal Islam didakwahkan kepada mereka. 

Kekuatan Komitmen, yang berawal dari pemahaman yang benar tentang kehidupan ini. Mampu membawa seseorang kepada perubahan yang benar pula. Dan kita tidak menemukan pertentangan dalam firman Allah SWT di atas. Wallahu a'lam bish shawab.

Komentar

Postingan Populer