Tak Sekadar Temu Kangen





Reuni seringkali menjadi ajang berkumpul kembali dengan temah-teman satu angkatan, satu sekolah, satu daerah, satu pekerjaan dan sebagainya. Acaranya tentu silahturahmi, dan tak dapat dihindari Kembali mengenang masa bersama dulu. 


Kelucuan, Kebodohan, kepandaian dan apapun tingkah laku di masa lalu itu meskipun tak jarang memalukan namun ngangeni. Dan bagi kaum Muslim Reuni hukumnya mubah, jika ada hal-hal yang menjadikan perbuatannya itu haram maka seketika harus ditinggalkan. Di antaranya bagi wanita yang ada kewajiban menutup aurat ketika berada di lingkungan umum. 


Hal ini untuk menjaga kemuliaan wanita. Kemudian kebiasaan mengabadikan pertemuan itu dengan berfoto bersama. Hal ini sama dengan bercampur baur yang juga diharamkan. Meskipun berupa foto dua dimensi, namun didalamnya jelas mengabadikan campur baur tersebut. Berikhtilat atau bercampur baur yang diperbolehkan adalah jika ada kepentingan di dalamnya seperti rumah sakit, pasar dan sekolah. 


Rasulullah juga memerintahkan untuk membuat pintu masjid khusus wanita. Ini termaktub dalam Hadits Riwayat Abu Daud yang berbunyi: Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaknya kita khususkan pintu ini untuk wanita.’ Nafi berkata, ‘Maka Ibnu Umar tidak pernah masuk lewat pintu itu hingga wafat.” (HR. Abu Daud, no. 484 dalam kitab ‘Ash-Shalah).


Artinya bahwa kehidupan wanita dan pria pada dasarnya adalah terpisah, kecuali jika ada kepentingan di dalamnya. Terutama kegiatan atau kepentingan yang ada kewajiban di dalamnya. Sedangkan reuni hukum asalnya mubah. 


Islam mewajibkan yang demikian, sebab ingin menjaga umatnya dari perbuatan dosa. Hal yang dari sekadar apa kabar bisa jadi membawa fitnah jika di dalamnya ada keharaman. Seringkali memang dari sebuah reuni muncul persoalan baru, seperti zina mata, perselingkuhan, ghibah dan khalwat atau berdua-dua bukan dengan mahrom. 


Sebab terkadang pembicaraan yang tak terlalu penting bahkan terkesan ngelantur akan terjadi tanpa bisa dihindari. Setiap amal manusia ada hisabnya, akankah kita hanya buang waktu dengan sesuatu yang tak menambah pahala baik kita?


Namun sayangnya, kini dengan aturan hari ini kaum Muslim justru terseret dalam budaya yang bukan berasal dari agamanya. Ya, reuni dikapitalisasi kan. Dibisniskan seolah ini adalah acara terpenting dalam hidup. Tak jarang reuni hingga melibatkan even organisior dengan harga puluhan juta, maka peserta reuni harus mendaftar dan membayar sejumlah nominal. 


Disusunlah acara tak sekadar temu kangen, namun melenakan karena bercampur baur. 


Komentar

Postingan Populer