Rencana itu Nyata!




Tanpa diduga, beberapa hari lalu muncul notifikasi Whatapps dari keponakan di Surabaya," Tante, kami mau ke Sidoarjo, liburan". Ok jawabku. Otomatis ingatan mengarah ke satu tahun sebelumnya saat mereka datang ke Sidoarjo, menginap bersama ayah bundanya. Saat berkumpul itulah tercetus rencana ke Bromo ramai-ramai. Si bunda sebetulnya khawatir, sebab banyak cerita horor terkait gunung. Namun anak-anak merengek dan mengatakan itu hoax. 


Si ayah dari dua gadis manis keponakan saya juga sebenarnya ingin, tapi belum bisa memutuskan iya atau tidaknya. Nah, bisa jadi anak-anak gadis ini hendak menagih janji. Wah, untuk go show begini lumayan berisiko. Pertama ini high sesion, baik penginapan, transportasi, tiket dan lain-lainnya pasti di harga tertinggi. Sebab Bromo memang salah satu destinasi wisata yang tak pernah sepi dari pengunjung. 


Pun saat pandemi Corona, meskipun pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melakukan penutupan, nyatanya tetap ada yang lolos, sebab pintu masuk ke Bromo memang lebih dari satu. Suami langsung memberikan aba-aba kepadaku untuk menggoalkan rencana ini. Beliau punya waktu 2 hari untuk libur. 


Anak-anak senang bukan kepalang, siapa sangka kedatangan sepupu mereka jadi wasilah liburan mereka menjadi kenyataan. Aku sendiri terikut exited, dengan segera aku hubungi sahabat FB yang profesi sampingannya selain ibu rumah tangga adalah promotor wisata Bromo-Malang-Bali. Dan Alhamdulillah, jika rezeki memang tak akan kemana. 


Dari percakapan WhatsApp semalaman berhasil deal homestay, tiket plus Jeep yang akan membawa kami tour di tiga tempat terindah selain Bromo. For Your Information, sejak Virus Corona mewabah di Indonesia, kunjungan ke Bromo dibatasi, bahkan harus daftar online terlebih dahulu untuk mendapatkan kuota di tiap-tiap titik view Bromo. Seperti misalnya Bukit Seruni, Bukit Penanjakan, Bukit Cinta, Bukit Metigen dan lainnya. 


Semua demi tetap nyamannya pengunjung dan tujuan berlibur tidak rusak karena overload kuota bisa jadi pemicu kluster penyebaran baru. Dan akhirnya, Bromo Here We Go!


Tak banyak yang harus dipersiapkan, selain niat itu sendiri, sebab meski tinggi Gunung Bromo 2.329 mdpl dan banyak kemudahan lain seperti sudah banyak toilet, Jeep dan kuda untuk sampai ke kakinya juga tangga yang nyaman untuk ditanjak hingga puncak tetap tak boleh tangan kosong. Paling tidak persiapan bekal dan baju hangat. Pengalaman anak pertama ketika pertama kali naik sempat kena kaligata, yah, kita butuh obat-obatan yang biasa kita konsumsi. 

Komentar

Postingan Populer