Sego Wader, Menu Kuliner Ikan Sungai




Wader, salah satu spesies ikan yang hari ini kian langka. Di Indonesia, pada umumnya kita dapat menjumpai dua jenis ikan wader, yaitu wader pari (Rasbora argyrotaenia) dan wader cakul (Puntius binotatus). Ikan perairan tawar ini tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, hingga ke India dan sebagian China. 


Meski sudah sejak lama menjadi makanan khas setiap keluarga Indonesi, hingga hari ini masih jarang usaha budidayanya. Padahal jika dilihat dari sisi ekonomis lumayan laris, selain bisa dijadikan menu utama juga bisa dijadikan cemilan bergizi, karena tinggi protein. Namun masyarakat malah lebih familiar dengan baby mujair. 


Kami sekeluarga punya warung langganan dengan menu utama wader. Bermula dari ketidak sengajaan ketika Lebaran hendak bersilahturahmi kepada ibu mertua di Kediri. Kami berangkat dari Sidoarjo sengaja sebelum subuh agar bisa shalat Ied di sekitaran Mojokerto. Selepas shalat Ied, perut keroncongan minta diisi, ketika tiba di perbatasan Mojokerto-Jombang, tepatnya di daerah bernama Diwek kami mendapati sebuah warung bercat biru di pinggir sungai.


Seperti panggilan hati, kami langsung mampir dan benar tebakan kami, menu utama warung ini wader. Spesies ikan yang sangat langka, saya terakhir mengkonsumsinya saat SD. Sejak menikah sesekali saja, itupun jika tukang sayur langganan menawarkan karena ada tangkapan. 


Sejak itu, setiap kali perjalanan Kediri-Sidoarjo atau sebaliknya kami tak pernah melewatkan warung ini. Yang ternyata juga buka 24 jam. Menu yang kami pesan selalu sama, wader, lalapan, tempe goreng dan terong goreng. Sambalnya yang pas, hingga anak-anakpun cocok dan selalu mengingatkan ayahnya untuk tak lupa mampir. 


Menu sederhana, dengan nasi yang ditanak di atas kukusan bambu benar-benar mengumbar aroma pedesaan yang sedap. Warna nasinya yang tak terlalu putih yang menandakan masih banyak kulit padi yang tak terkikis membuat seporsi tak cukup. 


Wadernyapun dalam ukuran sedang, digoreng tepung sehingga terasa renyah dan gurih. Berpadu dengan kehangatan teh manis. Rekomended banget bagi siapa saja yang ingin kuliner tradisional. Lebih beruntung lagi jika sawah di seberang warung sedang menghijau padi atau bahkan rimbunnya padi menguning yang bergelayut siap panen. Sungguh panorama yang saling melengkapi. 

Komentar

Postingan Populer