Lezatnya Kuliner Jalur Pantai Utara Jawa



Hari Raya Idul Fitri tahun ini berbeda dengan tahun lalu, tahun ini ada upaya penyekatan dari pemerintah untuk jalur-jalur mudik. Intinya, rakyat dilarang mudik dari tanggal 6-17 Mei 2021. bahkan berita terakhir diperpanjang hingga 31 Mei untuk wilayah Surabaya. 


Pada Tanggal 15 Mei, kami mencoba peruntungan, mudik Lebaran dari Sidoarjo ke Banyuwangi melalui jalur pantai utara Jawa, atau sepanjang laut Jawa. Alhamdulillah, tidak ada penyekatan samasekali dari sejak kami meninggalkan Sidoarjo hingga Banyuwangi. Pos-pos pemantauan sepanjang jalur mudik kami terlihat lengang, kalaulah ada petugas tak terlalu awas kepada kami ataupun kendaraan lain. Sebab, sepanjang jalan kami melihat banyak juga mobil Dengan plat nomor luar kota, seperti Malang, Bandung, Jakarta, Bali, Tulungagung dan lainnya. 


Setelah masuk wilayah Probolinggo, kami mulai melihat pemandangan gersang khas pantai, dan memang jalur inilah yang menjadi daya tarik, garis pantai yang panjang, air laut yang berkilauan tertimpa sinar matahari, bau amis pasir dan beberapa keramba ikan di pinggir pantai. Atau tambak-tambak udang windu dengan kincir airnya. Membuat kami tak melepaskan sedetikpun memandangnya. 


Warung-warung khas pantai, yang dibangun dari kayu atau bambu mulai muncul berderet, ya, memang setelah Paiton, dimana di bangun Pembangkit Listrik Pembangkit Tenaga Uap terbesar, pemasok listrik Jawa-Bali, kami sampai di wilayah akhir jalan raya Surabaya-Situbondo, pantai Pasir Putih. 


Agak ketimur lagi, kami memutuskan untuk Ishoma, sebab waktu juga menunjukkan pukul 13.00 lebih. Dari sekian warung, pilihan kami jatuh di Warung ikan bakar Ria Rio. Jl. Raya Pasir Putih, Pecaron, Klatakan, Kec. Kendit, Kabupaten Situbondo. 


Warung ini terlihat berbeda, asri dan bersih. Mushala di sebelah kiri warung juga bersih dengan hiasan taman kecil berisi bonsai dan Kamboja jepang. Seperti oase, kamipun mendapati kamar mandi yang bersih, sayang, tempat wudhu tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan, juga terbuka sehingga kami para wanita lebih memilih wudhu di dalam kamar mandi, agar lebih leluasa. 


Sebelum kami rupanya sudah ada tamu yang berkunjung. Mereka memilik gazebo-gazebo mini sebagai tempat makan, sementara kami memilih lesehan yang dekat bibir pantai. Pemilik warung mendatangi kami dan menawarkan menu, bisa ditebak, pasti ikan laut yang segar. Sebab, saat kami sudah memilih tempat duduk tadi, kami melihat ada satu kapal menepi dan terlihat si pemilik warung bertransaksi dengan pemilik kapal, berikutnya kami melihat box berisi ikan hasil tangkapan nelayan itu diangkut ke warung. Masyaallah, sungguh, jika Allah menghendaki laut tertaklukkkan untuk manusia.


Ternyata, untuk memilih menu, kami dipersilahkan melihat jenis ikan apa yang kami sukai kemudian ditimbang pergram, setiap 100 gram seharga Rp 10.000. Kami memilih 2 ikan kerapu bintik. 


Sambil menunggu kami bergantian shalat. Masyaallah angin berhembus semakin kencang, rupanya air laut sudah mulai pasang. Dan ketika menu datang, tanpa ba-bi-bu, kami langsung santap siang. Aroma nasi yang ditanak dengan kukusan merebak, bercampur dengan aroma asap ikan bakar, bakarnya aldente banget, alias pas, tak kering tapi juga tak basah. Paduan yang apik dengan bumbu rahasia mereka. 


Sungguh, rekomended banget bagi kalian yang memilih jalur Travelling sepanjang jalur pantai Utara Jawa, jangan lupa mampir di warung ikan bakar Ria Rio ini, dijamin puas..

Komentar

Postingan Populer