Syirik, Dosa yang Tak Terampuni




"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apa (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik) dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa memepersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar". (QS An-Nisa 4: 48)


Jika kita membaca terjemah berikut tafsirnya, sungguh ayat ini maknanya sangat dahsyat. Inilah yang menjadi penentu mukmin dan kafir, hal ini pula yang menjadi pembatas keadaan jahiliyah dan diterangi cahaya kebenaran. 


Kata memepersekutukan adalah lawan kata dari tauhid. Maka, jika larangannya adalah jangan mempersekutukan-KU dengan sesuatu apapun artinya adalah perintah untuk taat dan mentauhidkan Allah SWT, semata-mata Allah lain, bukan keyakinan lain, bukan dogma lain, bukan agama lain, juga bukan pemikiran lain atau sistem lain. Semua harus berasal dari Allah SWT. Titik.


Seruan ayat ini memang untuk kaum Nasrani dan pemuja berhala lainnya, namun kinipun kaum Muslim banyak yang menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah. Mereka shalat, zakat, puasa, berhaji, shadaqoh, infak dan lain sebagainya, namun lisan dan hati mereka juga menaati perintah selain Allah, yaitu sekularisme yang melahirkab sistem demokrasi dan kapitalisme. Ketika sistem batil ini mengharuskan pembuat UU dari sisi manusia dan kemudian mengharuskan mencampakkan Islam, mereka bak kerbau dicucuk hidungnya. Taat tanpa minta tenggat waktu sesaat pun. 


Jadilah rusak ketauhidan mereka, sebab mereka tak lagi meminta kepada Allah, tak lagi mengharap rida Allah, melainkan kepada kafir musuh Allah. Naudzubillah.


Islam datang membawa agama tauhid dan hendak membebaskan manusia dari penyembahan sesama makluk. Islam menjadikan ketaatan pada hukum Allah SWT sebagai satu-satunya refleksi tauhid seorang Muslim. Yang tak menjadikan syariah sebagai perkara yang boleh dipilih sesuka hati, namun kewajiban. 


Bukankah ancaman Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sangat dahsyat? Tak mungkin seorang mukmin membanggakan sistem demokrasi dan kapitalisme yang notabene lahir dari hawa nafsu manusia. Jika ia mengklaim bertauhid, maka tak ada hukum atau aturan yang wajib ia laksanakan selain aturan-aturan Allah SWT atau syariah Islam. Wallahu a' lam bish showab

Komentar

Postingan Populer