Partai Politik, Politik Islam

 



Masih hangat peristiwa persengketaan internal sebuah partai senior di negeri ini. Berebut pengaruh dan kekuasaan, saling tuduh, saling klaim lupa tujuan awal mendirikan partai. 


Atau ada istilah kutu loncat, opportunis atau pencari maslahat duniawi sejati. Saat bajunya hijau bicara daun, saat bajunya merah bicara api, saat bajunya kuning bicara emas dan saat bajunya biru dia bicara angkasa, saat bajunya putih apakah dia bicara awan dan kemudian berhenti? Belum tentu, semua bergantung daya tawar yang paling tinggi.


Ada lagi yang berpendapat, gotong royong adalah jiwa bangsa, sehingga urusan sejahtera juga musti gandeng renteng, diambil hikmahnya meski dalam kesulitan masih bisa menolong yang lain (termasuk yang kaya) lantas kemana peran negara? 


Ada pula yang berpendapat, jangan bicara aklak berkepanjangan, sebab hal itu akibatkan seseorang jadi radikal. Pihak ini dengan sengaja mengurai simpul-simpul agama agar umat tak lagi memiliki gambaran yang utuh tentang agamanya sendiri. Keyakinannya menjadi one stop shopping, semua sama tak ada yang unggul. 


Dan masih banyak lagi godaan bagi seseorang untuk futur dan menyimpang dari tujuan awal untuk apa ia diciptakan Allah di dunia ini. Maka harus ada pihak yang secara sadar mengawal kesadaran umat agar terus ada. Hingga Allah mensifati siapa saja yang bergabung akan memperoleh keberuntungan sejati. Sebab merekalah orang yang dimaksud Allah mengadakan perbaikan di saat yang lain mengadakan kerusakan. 


Mencerdaskan umat sekaligus mengajak untuk senantiasa saling ingat mengingatkan kepada penguasa, agar tetap fokus pada amanah. 


"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS Ali-Imran 3:104).


Allah swt mengajarkan ini semua, demi apa yang dimaksud rahmatan Lil alamiin. Bukan demi tim sukses, bukan demi popularitas dan wajah keren saja, bukan demi konstituen apalagi demi lestarinya sebuah jabatan dunia. Namun sedikit yang mengambil pelajaran, ketika lelah menerpa para politikus bisanya hanya meradang . Sementara solusi tak jauh dari helaan nafasnya, yaitu politik Islam. Wallahu a' lam bish showab. 



Komentar

Postingan Populer