Narasi Buruk, Penuhi Titah Penjajah

 



Seperti agenda tahunan, setiap kali menjelang hari besar keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri isu teroris sekaligus penangkapannya menjadi gorengan penguasa. Berhari-hari kemudian rakyat dibuat tidak tenang, sebab media massa pun memberitakannya perhari dengan angle berbeda, namun satu jua tujuannya. Mendapatkan rating terbaik bagi medianya. 


Harga cabai yang meroket, petani garam dan beras menangis meraung-raung tersebab kebijakan impor yang tak tahu malu, hukum dan sanksi yang jadi permaianan lollipop penguasa semua lenyap begitu berita " terorisme" sudah tertangkap. Pelakunya tewas, barang buktinya ditemukan dan narasi pemojokan kelompok-kelompok Islam digulirkan. Entah hoax entah fakta, jika itu bisa makin memanaskan gorengan yang sudah digoreng bakal diambil. Matilah idealisme media. 


Dilansir dari CNN Indonesia, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut pelaku bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Minggu (28/3) terkait dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Sigit saat meninjau lokasi kejadian bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto (CNNIndonesia, 28/3/2021).


Kapolri meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik pascateror bom bunuh diri. Masyarakat, menurutnya, diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.



Listyo Sigit meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik pascateror bom bunuh diri. Masyarakat, menurutnya, diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. "Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," katanya.


Banyak pihak mengecam bom bunuh diri ini dan menyayangkan mengapa harus di gereja, namun tak sedikit pula yang menyangsikan bahwa ini hanyalah rekayasa pemerintah yang menuruti perintah-perintah tuannya. Mereka yakin, di balik serangan ini telah tersusun serangkaian skenario keji guna memantapkan pelakunya adalah kelompok jihadis atau setidaknya yang menggunakan atribut Islam. 



PP Muhammadiyah mengimbau untuk tidak mengaitkan tindakan bom tersebut terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu. Bisa jadi aksi bom Makassar ini menjadi adu domba kepada rakyat Indonesia.


Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan. 


Kasus bom bunuh diri seolah pengingat dan justifikasi bagi masyarakat terhadap isu terorisme seolah benar-benar masalah besar bangsa dan dunia. Sementara jaringan teroris yang sesungguhnya, seperi OPM dan lainnya tidak diberantas tuntas.


Tak ada asap tanpa ada api, inilah fobia akut negara kafir kepada Islam. Terlebih sebagian besar mereka yakin, Islam akan kembali bangkit dengan kekuatan penuh, hingga mampu menggilas mereka yang berani menghadang. 


Ketika Amerika melalui PBB menyerukan war of terorism menyusul kejadian peledakan gedung WTC, 9 September 2001. Sejak saat itulah titel terorisme, radikalisme, ekstrimis disematkan kepada setiap kaum Muslim dimanapun berada. Mulut mereka menyangkal, namun lisan mantan menteri luar negeri Amerika, Hillary Clinton justru menyebutkan dengan jelas, ISIS adalah bentukan mereka , guna menggambarkan betapa buruknya Islam. Suka perang dan bodoh.


Mereka tak ingin anak-anak Kaum Muslim tumbuh kesadarannya jika diperlihatkan gambaran kejayaan Islam. Padahal, sedalam apapun mereka menguburkan, kecemerlangannya tak mungkin pudar. Dengan izin Allah , generasi Muslim yang iklas berjuang akan menemukannya kembali, insyaallah.



Maka, tindakan penangkapan dan diikuti narasi busuk terorisme beredar dan tumbuh bersama masyarakat berpotensi digunakan sebagai alat memecah belah dan mengarahkan opini demi kepentingan politik tertentu. Yaitu politik pecah belah ala Sekularisme, kembali agar, kapitalisme yang hari ini berkuasa tak mendapat gangguan. Astaghfirullah..


Wahai kaum Muslim dimanapun berada, tidakkah dadaku bergemuruh ketika musuh-musuhmu menusuk tubuh dan keyakinanmu, memorakporandakan akidahmu dan menelanjangi kekayaan negerimu demi kepuasaan perut mereka?


Saatnya menyatukan langkah, tak lagi berpecah belah, selagi Alquran dan As Sunnah menjadi pegangan itulah saudara. Musuh kita adalah mereka yang melanggengkan sistem ini, maka jangan salah sasaran. Wallahu a' lam bish showab.

Komentar

Postingan Populer