Sidoarjo Pemimpin Anyar rek!

 

Ilustrasi janji kampanye Gus Muhdlor dan H. Subandi, SH. Foto: gogleberita


Usai dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo periode 2021 – 2024 oleh Gubernur Jatim, H. Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) dan Wakil Bupati H. Subandi mengatakan akan lari kencang dan tancap gas untuk memenuhi janji politiknya kepada masyarakat.


Ada 17 program kerja Sidoarjo MAS ( Maju Aman Sejahtera) dalam seratus hari kedepan yang harus segera ditealisasikan sebagai janji politiknya ketika kampanye. Awal Maret targetnya perbaikan jalan rusak dan berlubang. Maka keduanya meminta seluruh camat menandatangani surat pernyataan kesiapan dalam menjalankan program dengan anggaran Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK).


Program PIWK adalah program respons cepat penanganan masalah publik di Sidoarjo. Baik penanganan jalan rusak, gorong-gorong, normalisasi sungai, dan masalah lain yang dikeluhkan publik (beritajatim.com, 27/2/2021).

 

Kemudian penanganan banjir di Desa Banjarpanji, Banjarasri dan Desa Kedungbanteng, kecamatan Tanggulangin dengan penempatan pompa air di titik banjir yang wajib dilakukan. Pendanaanya adalah melalui Perbup dana desa yang segera dibuat. 


“Media punya peran dapat menjadi corong pembangunan yang dilakukan pemerintah. Kinerja pemerintah harus diketahui masyarakat,” terang putra KH Agoes Ali Masyhuri pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat itu.


Untuk itulah dia meminta sinergitas antara Pemkab. Sidoarjo bersama media. Wakil Bupati Subandi meminta paradigma lama kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang lama ditinggal. yang manja dalam menjalankan tupoksi OPD adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. 


Kepala OPD diharapkan berlari kencang untuk segera mewujudkan pembangunan. Karena hal itu akan dilakukannya selama kepemimpinannya bersama Gus Muhdlor. “Bupatinya muda, wakil bupatinya setengah muda maka kerja harus lari kencang,” pintanya (beritajatim.com, 27/2/2021). 


Program kerja 100 hari seperti sudah menjadi tradisi pemimpin kita hari ini . Alih-alih memenuhi janji kampanye banyak kejadian di tengah jalan malah menjadi pesakitan karena kasus korupsi. Setiap kali berganti kebijakan maka setiap kali pula rakyat disuguhi kebohongan. Namun ajaibnya, rakyat selalu bisa melupakan kebohongan di masa kampanye dan kembali memilih pemimpin yang baru ketika masa kampanye datang. 


Namun selama sistem kapitalisme yang asasnya sekular menguasai penguasa hari ini rasanya perubahan itu tak akan terwujud. Terlebih ketika perealisasian kebijakan itu melalui lelang, artinya bukan pemerintah sendiri yang mengerjakan namun diberikan pada pihak ketiga, yaitu investor. Hal inilah yang kelak akan menjadi politik tarik ulur kepentingan. Sudah berapa banyak infrastruktur yang dibangun negara namun rakyat harus bayar tarif?


Kata sejahtera kian menjauh sebab, pemerintah tidak sedang menjalankan Ri'ayah ( pengurusan) kebutuhan rakyatnya, namun sedang berbisnis. Padahal pembiayaan program itu melalui dana desa, yang mana dana itu berasal dari APBN, yang berasal dari pajak rakyat dan rakyat. 


Kinerja pemimpin juga tidak langsung terlaksana sebab ada protokoler birokrasi yang ruwet, harus menunggu pelantikan baru bisa "kerja". Dalam Islam hal yang demikian justru batil, sebab menciptakan kemudharatan yang kian besar, rakyat tak segera mendapatkan haknya. 


Selamat bekerja pimpinan Sidoarjo yang baru,semoga program anda berjalan lancar, dan jika dikemudian hari mendapati ketidaksinkronan kebijakan dengan real fakta di lapangan, maka ini jawaban dari rakyat yang sebetulnya menginginkan perubahan bukan dengan kapitalisme namun dengan syariat Allah swt. Wallahu a' lam bish showab.

Komentar

Postingan Populer