Opini Menurut Saya...



Opini Menurut Saya...


Sejak 2017 saya mulai bersentuhan dengan dunia tulis menulis secara serius. Saya katakan secara serius sebab mulai ikut kelas belajar nulis online dan beberapa kelas lain seperti desain dan video. Semua demi sebuah totalitas, yang waktu itu sebenarnya belum terbayang tulisan apa yang bakal saya tekuni. Awalnya memang sekedar bisa menulis. 


Dan proses itu berjalan, menulis tiada henti, ternyata jika dilihat dari gaya tulisan dan kecenderungan passion saya lebih suka opini. Menurut pendapat pribadi saya, menulis opini adalah seni menyampaikan pendapat, cara elegan menunjukkan kemarahan. Sebab, ketika mengetahui fakta, segera menganalisa dan menemukan akar persoalannya dimana, rasa itu mengalir begitu tenang. Ada kepuasan membuncah. 


Hingga tak butuh waktu lama, begitu mengikuti berita yang sedang hot, diperbincangkan hingga lebih dari sepekan, jari menulis apa yang bergejolak di akal dan hati. Marah, kecewa, harapan, kesedihan, kegembiraan mampu terekspresikan dengan baik, menurut saya, melalui opini. 


Opini pula yang kemudian memberi efek berbeda dalam menyikapi sebuah persoalan, selain mengikat ilmu sehingga lebih mudah saat harus menjelaskan secara lisan, opini pulalah yang mengubah Habits saya dalam segala hal, mulai manajemen waktu, menata tatabu', menyusun draf ringan, mengeksekusinya dengan riang. Mengerjakan amanah di luar tulis menulis pun lebih tertata. Bahkan lebih sabar menjadi pendengar, dengan harapan bisa mendapat data primer. 


Pepatah bilang sambil menyelam minum air, dan itu nyata saya alami, setiap peristiwa jadi lebih bermakna, setiap obrolan jadi lebih menawan karena kita jadi tahu alur cerita dan kemudian menjadikannya opini agar bisa dinikmati oleh khalayak lebih luas. Opini ini sangat berbeda dengan biang gosip, sebab ketika kita menceritakan kepada orang lain dalam bentuk tulisan, di dalamnya ada ajakan agar mereka ikut pula memahami sebuah peristiwa dan berikut solusinya. Agar terjadi perubahan, inilah keajaiban opini. 


Maka,Opini benar-benar mengubah saya dari yang tertutup menjadi lebih terbuka bahkan bisa menginspirasi banyak orang melalui pertemuan-pertemuan virtual. Opini pula yang mengantar saya makin memahami Islam sebagai agama sekaligus way of life. 


Banyak orang yang merasa berat menulis opini. Banyak mikir, sejak fakta, analisa berikut kesimpulan sering buat kepala pusing. Sehari belum tentu jadi. Bahkan ada yang hingga empat hari baru jadi satu tulisan. Itulah alasannya mengapa Indonesia termasuk negara dengan tingkat literasi dan budaya baca yang rendah. Memang opini butuh senjata tak sekedar cakap mencari berita, namun juga cerdas menemukan berita apa di balik berita. 


Maka tak pelak, lihai beropini butuh tak hanya pandai browsing berita, namun juga mampu mencari link untuk dianalisa, itu di dapat dari banyak membaca dan banyak menulis. 


Maka, opini bagi saya lebih kepada rezeki Allah yang dikaruniakan kepada saya, hambaNya yang fakir ilmu dan pahala. Betapa indahnya ketika di"jerumuskan" Allah dalam dunia tulis menulis, konsisten dengan opini, dengannya semoga menjadi pahala jariyah yang bisa terus bermanfaat bagi banyak orang meskipun raga sudah berkalang tanah. Wallahu a' lam bish showab. 


Sidoarjo, 15 Februari 2021

Komentar

Postingan Populer