Kabar Baik Awal Tahun 2021, Fact or Hoax?

 



Tim Fix Indonesia melansir berita pada tanggal 9 Januari 2021, Presiden Joko Widodo memberikan BLT Bantuan Modal Kerja (BMK) Rp2,4 juta. Berita baik di awal tahun 2021. Namun mengapa tanggapan masyarakat tidak respek? 


Bantuan Modal Kerja merupakan program pemerintah untuk membantu para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di tengah pandemi Covid-19. Dikutip Fix Indonesia dari laman Setneg, Jokowi memahami kesulitan dan beban berat yang dirasakan oleh sejumlah pelaku usaha mikro dan pedagang kecil lainnya. Maka, presiden membuka program BLT BMK ini, harapannya ekonomi bisa kembali normal (FixIndonesia.com, 9/1/2021).


Yang kemudian menjadikan program ini tak direspek masyarakat sebab pada praktiknya ada persoalan pada saat pembagian. Akibat data yang tidak akurat, BLT itu justru jatuh kepada penerima yang tidak seharusnya. Dimana penerima ini terbukti masih berkecukupan , tidak memiliki usaha dan memiliki hubungan kolega yang erat dengan penguasa. Dan terdaftar sebagai pelanggan bank atau koperasi. 


Mereka mendapatkan semua instrumen bantuan pemerintah seperti KIS dan lain-lain, justru kemudian menyuburkan praktik koperasi, seperti Koperasi Mekar, yang ternyata mendapat kekhususan bagi nama yang terdaftar sebagai anggota bisa langsung mendapat BMK tanpa syarat harus memiliki perusahaan. Kenyataan ini akhirnya 90% nama yang real pengusaha kecil dan yang paling berhak menerima BMK gigit jari. 


Jika sudah begini, BLT BMK ini fact or Hoax? Fact, karena memang sudah ditetapkan UU dan diumumkan resmi oleh kepala negara. Namun Hoax jika kemudian diklaim mampu mewujudkan kesejahteraan. Banyak faktor penyebabnya, pertama tidak semua rakyat adalah pelaku UMKM, kedua rakyat yang bukan pelaku UMKM ini jumlahnya lebih banyak dan mereka juga terdampak Covid-19 sebagaimana pengusaha. 


Bukan modal usaha yang dibutuhkan namun jaminan biaya hidup sebab mereka tidak memiliki pekerjaan, sementara biaya hidup tetap harus dibayar. Keluarga harus tetap makan. Bukankah seharusnya mereka bersandar pada negara, yang memiliki kekuatan melindungi mereka. 


Masalahnya, Indonesia sebagaimana negara-negara lain di dunia menjalankan sistem ekonomi kapitalis. Dimana asasnya adalah sekular, memisahkan halal dan haram, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, kapitalis mengambil sistem politik demokrasi yang mengedepankan kebebasan individu, salah satunya adalah kepemilikan. Maka sah dan bahkan dilegilasi dengan UU ketika seseorang ingin menguasai sumber daya alam atau faktor ekonomi sebanyak-banyaknya. 


Inilah yang mengakibatkan ketimpangan, sebab yang lemah dan tak punya akses akan terlindas. Bagi ekonomi kapitalis, mereka tak patut diperhatikan, justru dianggap penghambat. Maka wajar jika perlakuan negara berbeda antara kepada rakyat biasa dengan rakyat berada. Sebab rakyat berada menghasilkan keuntungan. Baik kepada individu maupun partai pengusung pemimpin tersebut. 


Soal jaminan kesejahteraanpun demikian. BLT ataupun subsidi yang lainnya dianggap cara terbaik dari pemerintah untuk mengatasi kesulitan rakyat, itupun dengan rasa berat, sebab berbatas waktu dan birokrasi atau persyaratan mendapatkannya rumit. Padahal menjadi kewajiban negara untuk menjamin secara penuh. Lantas, adakah sebuah sistem yang cara penjaminannya bisa totalitas begitu?


Ada, yaitu Islam. Sebab Islam bukan hanya agama yang mengatur akidah seseorang hamba, namun juga seluruh aturan yang menyangkut oerbuatan hamba ketika hendak memenuhi kebutuhannya. Allah-lah Sang Pencipta dan Pengatur. Jelas, tak akan sebanding jika dibandingkan dengan sistem buatan manusia. Antar mereka saja sudah perang kepentingan. Bagaimana bisa memikirkan yang terbaik untuk rakyat banyak?


Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran:19 yang artinya:

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya".


Siapkah kita menerima celaan dari Allah yaitu orang yang ingkar, sebab mengimani UU buatan manusia dan menolak syariat? Wallahu a'lam bish showab.



Komentar

Postingan Populer