Cantik Jadi Komoditas, Murni Kapitalisme!

 


Kata cantik bak mantra yang memabukkan bagi wanita. Untuk urusan muka saja, yang lebarnya gak sampai semeter biaya yang dikeluarkan bisa bervariasi, dari hanya Rp10.000 hingga ratusan juta perhari. 



Menurut survei yang disusun oleh ZAP Clinic bersama MarkPlus yang bernama ZAP Beauty Index, secara keseluruhan, para perempuan di Indonesia mengeluarkan paling sedikit 20 persen dari total uang belanja bulanannya untuk membeli produk fashion dan kecantikan.


Survei yang didukung oleh 17,889 perempuan Indonesia ini mengungkapkan, bahwa perempuan milenial (22-37 tahun) di Indonesia bisa menghabiskan uang sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2,9 juta untuk melakukan perawatan di klinik kecantikan.


Sedangkan perempuan yang masuk pada kategori generasi X (38-53 tahun) dan dianggap sudah di usia mapan, mereka tidak segan mengeluarkan uang di atas Rp 2,9 juta untuk berbelanja fashion, produk kecantikan, serta perawatan di klinik kecantikan (kumparan.com, 25/8/2018).


Artinya, makin mapan ekonomi seorang wanita maka makin besar biaya make up mereka. Sebab cantik adalah mata uang yang bisa diterima dimana saja. Dan kapitalisme membidik itu dengan mengkapitalisasi cantik, semata hanya dari nilai komoditasnya. 



Beberapa hari lalu, TC Candler merilis daftar nominasi wanita tercantik dunia 2020. Dari 100 nama yang masuk nominasi, ada beberapa artis Indonesia yang masuk daftar nominasi The 100 Most Beautiful Faces of 2020. Salah satunya adalah Maudy Ayunda.


Sedangkan, nama-nama lainnya yang masuk nominasi wanita tercantik dunia 2020  adalah Jolene Marie Cholock-Rotinsulu, Raisa Andriana, Chelsea Islan, Citra Kirana, Natasha Wilona dan Cinta Laura.



Sederet "kebaikan" Maudy Ayunda mengikuti dan menambah berat penilaian juri hingga wanita berusia 26 tahun itu berhasil mengungguli nama-nama top lainnya seperti Ariana Grande yang berada di posisi 86 dan Priyanka Chopra yang menempati urutan ke-91.


Di antaranya berprestasi di bidang pendidikan, ia saat ini sedang menempuh S2 di Stanford Univercity, AS. Salah satu universitas terbaik di dunia. Maudy  juga tertarik dunia politik dan ekonomi di Indonesia, khususnya yang memberikan dampak langsung terhadap kehidupan anak muda. Belum lama ini ia berkesempatan untuk berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim secara online (liputan6.com, 28/12/2020).


Meskipun belum menjadi pemenang, namun masuknya nama Maudy telah sukses membuat para wanita berdecak kagum. Dan kemudian berandai-andai. Seandainya aku cantik, berprestasi, punya banyak uang pasti punya banyak kesempatan dan lain-lain hingga tak sadar kaki sudah tak menapak bumi. 


Fix ! Inilah cantik ala kapitalisme, dilihat dan diukur dari sisi luarnya saja, jikapun ada inner beautynya itu hanya pelengkap. Sebab sebenarnya bodohpun tak masalah asal punya wajah cantik, tubuh sintal sesuai kriteria mereka. Dan satu lagi, mereka harus mau diekspos, baik untuk keperluan promosi maupun kontrak kerja, ujung-ujungnya bisnis. 


Coba saja yang disodorkan adalah gadis cantik dengan penutup aurat sempurna, mereka akan segera menolak atau kalau kekikian dengan "sedikit" perubahan, artinya lagi-lagi harus mengikuti syarat mereka jika ingin dikenal dunia dan menghasilkan materi. 


Semua ini karena standar kapitalis adalah sekular, alias memisahkan agama dari kehidupan, makin subur karena kaum Muslimah sendiri tak paham dengan agamanya sendiri, mereka secara perlahan dibina sekularisme hingga gaya hidup dan pimpinan berpikir mereka bergeser menjadi akidah sekular. Tak dosa asal sedikit dan tetap menutup aurat. 


Padahal sudah salah kaprah, sebagaimana sekarang yang diistilahkan dengan komunitas hijabers. Mereka mencoba menipu agama, sekali-kali tidak akan bisa! Justru merekalah yang sedang menghinakan diri sendiri. 


Islam bila mensyariatkan sejumlah ayat untuk mengatur perempuan sungguh itu memang dimaksudkan untuk melindungi perempuan itu sendiri. Ketika wanita mentaati ya dengan keimanan yang kuat dan ikhlas maka kebaikan itu kembali kepada dirinya sendiri sebagaimana firman Allah QS Al Isra:7 yang artinya: 


"Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat keburukan berarti keburukan itu bagi dirimu sendiri...”


Maka arti cantik secara hakiki adalah jika wanita itu disibukkan dengan mendekat kepada Rabb ya, sehingga setiap perilaku, tutur kata dan pemikirannya sarat dengan kebaikan. Dan kecantikan bukan untuk diumbar apalagi diperlombakan. 


Kapitalisme secara perlahan justru menghinakan wanita dengan pemahaman cantik yang salah kaprah. Maka lihat saja dampaknya hari ini, wanita terus menerus menjadi korban ketidakadilan. Jangankan sejahtera, aman saja tidak. Bahkan lebih sering wanita harus berjuang sendirian, yang semua itu dalam Islam tak ada. 


Allah SWT akan memberikan sanksi berat jika ada wali dari ayah, suami, kerabat atau negara sekalipun yang mengabaikan amanah ini, yaitu menanggung nafkah wanita seumur hidupnya. Wanita adalah penyokong peradaban mulia, Sebab darinya akan terlahir dan tercetak generasi penerus. 


Lantas bagaimana jika wanita teralihkan seperti saat ini? Jelas bencana dan azab Allah yang turun. Maka butuh kesadaran untuk sebuah perubahan, bahwa kapitalisme yang jadi bagian dari demokrasi ini tak sesuai untuk perempuan, melainkan Islam saja. Wallahu a'lam bish showab.



Komentar

Postingan Populer