Bukan Sekedar Mantra Penulis



Malam ini lapak Creator nulis kembali diguncang oleh sekelompok orang yang hendak SOBEK buku. Bukan demonstrasi dan tingkah radikal lainnya. Sebab kali ini adalah even santun penulis yang tergoda mantra kepenulisan. Namun bagi penulis Ideologis bukan sekedar mantra penulis. Lebih dalam lagi. 


Tepat pukul 19.30 wib, 18 Agustus 2020, ruang virtual Zoom meeting dipenuhi oleh sekitar 30-an orang penulis dari berbagai wilayah. Bahkan dari luar pulau Jawa. Seputar Obrolan Buku Keren (SOBEK BUKU) #2 dibuka, mengikuti kesuksesan SOBEK BUKU#1 kali ini membedah buku antologi Pijar Cinta di Langit Nusantara dengan menghadirkan salah satu penulisnya, Ummu Enzi.


Dengan dipandu Masta novel Eva Liana, acara berlangsung santai namun penuh makna, dimulai dari alasan Ummu Enzi mengambil latar belakang budaya seputar pantai Utara pulau Jawa, yang ternyata sarat budaya, salah satu kesenian Sintren. Budaya asli yang menyimpan aroma mistis, baik ketika menyaksikan langsung maupun saat menuliskannya ke dalam sebuah cerpen.


Dan kemudian bersambung dengan interaksi dengan Islam yang memunculkan pergumulan batin sang tokoh utama, antara materi dan kembali ke jalan taat kepada Ilahi. Spoiler yang di sampaikan host, Eva Liana, cukup banyak dan semakin menumbuhkan rasa penasaran. 


Pertanyaan dibuka di sela-sela sharing dan langsung dijawab oleh penulis. Ada beberapa pertanyaan pokok, yaitu bagaiman cara banting stir dari penulis opini menjadi fiksi sejarah, berapa lama menjadi penulis buku dan apa yang harus diperhatikan penulis ketika ingin menulis sebuah buku. 


Memang seringkali bak mantra bagi penulis," Kapan punya buku?" . Tapi menurut Ummu Enzi menjelang acara akan berakhir. Kita tak boleh terburu-buru, sebab menulis bukan sekedar memindahkan ide dikepala ke sebuah buku. Tapi ada rambu-rambu yang harus diperhatikan baik dari segi konten, maupun akad sesudah buku itu jadi, apakah sesuai syariat ataupun tidak. Sebab meskipun hanya fiksi, dan peminat bacaan fiksi di Indonesia lebih dari 50%, namun tetap harus tidak keluar dari dakwah.


Maka saran Ummu Enzi sebaiknya, perkuat komitmen dengan rajin menulis, mengikuti akun penulis novel, gabung dengan grup menulis, ikut pelatihannya, sebab teori tanpa praktik juga percuma. Yang jelas tak ada kata terlambat untuk memulai satu kebaikan, meskipun usia mungkin sudah tak muda lagi, tak boleh minder. Kesempatan membuat buku pasti akan hadir dan indah pada saatnya.


Sebelum acara benar-benar berakhir, ada sharing dari beberapa penulis antologi selain Ummu Enzi dan Eva Liana, yaitu Sunarti, Kanti Rahmillah dan seseorang yang bukan tapi ketiban Sampur yaitu Rut Sri Wahyuningsih. Jazakillah Ummu Enzi, sudah berbagi dan menginspirasi, semoga sukses selalu dan bisa terus mendekatkan umat dengan dakwah melalui aksara. Acara benar-benar ditutup oleh owner Creator nulis, Hanif Kristianto. Wallahu a' lam bish showab. Salam wani nulis, Creator Nulis, wadah penulis yang wani nulis !

Komentar

  1. Maa syaa Allah... Klo penulis ketemu penulis pasti seru yah.. Bu Jelly jelly juga termasuk penulis produktif nih...

    BalasHapus
  2. Keren... keren.
    Sayang gak bs hadir.
    Kres acara

    Ilmasusi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer