Khilaf Yang Nikmat





Penasaran dengan judulnya? Hehehe..ini bukan pelajaran kelas online ya, ini kisah nyata. Terjadi hari ini, kog ya nyambung dengan judul challenge hari ini, Jodoh kali ya..☺️

Namanya belajar pasti pernah berbuat salah. Tak terkecuali kedua anakku ketika mereka mulai belajar berpuasa, saat usia mereka memasuki usia 5-6 tahunan. Waktu itu banyak orang yang menghujat, bahkan sempat disebut sebagai ibu yang jahat. Benarkah? Hem...saya termasuk kelompok orang yang percaya bahwa sebuah keberhasilan lahir dari pembiasaan.

Masih lekat diingatan, si sulung di Minggu kedua bulan Ramadhan sudah berpuasa sehari full. Awal Minggu drama banget, ditambah libur awal puasa jadi ia tak bertemu dengan teman-temannya. Sehingga otomatis tak ada pengalihan dari rasa lapar.

Benar saja, hampir setiap hari bangun tidur jam 10.00-11.00 sulungku sudah mulai merengek minta minum. Dengan berbagai upaya kuusahakan untuk lupa, mulai menggambar, main puzzle, mobil remote, gambar lagi, mewarna dan lain sebagainya. Hingga tiba saat sore, setelah mandi langsung duduk manis di meja makan melihatku menyiapkan hidangan berbuka. Ada hari, kadang juga tak tahan...tapi kembali aku ingatkan, ini pendidikan ibu kepada anaknya.

Ini masalah akidah dan keimanan yang harus sudah clear sejak usianya masih dini. Sebab kelak semakin besar anak semakin beragam argumennya untuk membenarkan sikapnya yang salah atau kurang.

Suatu saat ketika sekolahnya sudah aktif kembali, diawali dengan makan sahur ceria, sebab sudah terbayang di benak si sulung jika nanti akan bertemu dengan teman-temannya dan guru.

Ketika pulang sekolah, tak terlihat lelah di wajahnya, senyum masih tersungging ketika aku menjemputnya. Begitu masuk rumah, tanpa melepas seragamnya ia melanjutkan kebiasaannya, yaitu minum air putih. Segelas penuh . Aku kembali bertanya," Lo kakak kan puasa?"

Seperti tersadar, ia langsung menepuk dahinya dengan tangan," Aduh, lupa" erangmu dengan mimik muka lucu.
" Ya sudah, masih mau terus kan, lupa ini dimaafkan, Allah bilang ini rejekiku" kataku
" Masih boleh ya puasa? Maaf ya Bu" jawabnya.

Kejadian " lupa" juga terjadi pada adiknya, hanya beda obyek. Kala itu sesudah jemput sekolah aku mampir mengambil kue pesanan. Untuk persiapan lebaran pikirku, namun apa yang terjadi? Begitu sampai di rumah si adik langsung serius buka isolasi toples-toples kue itu, bahkan ketika aku mendapatinya mulutnya sudah penuh dengan gula halus, ya anak perempuanku makan kue kering putri salju...🤭🤭🤭

Si adik tidak terlalu rewel ketika belajar puasanya ditingkatkan menjadi full. Awalnya juga nangis mengeluh lapar, namun tak berlanjut ketika melihat rivalnya ( sang kakak) anteng puasa, seperti ingin menunjukkan aku juga bisa. Alhamdulillah dua-duanya usia TK A sudah full sehari puasanya.

Dan hari ini, selesai shalat subuh kakak pesan untuk dibangunkan pukul 11.30 karena ada rapat online dengan team MPKnya. Kubangunkan ia sesuai pesanan, sekaligus aku ajak shalat dhuhur. Terlihat kakak langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu. Tak lama dari arah mushala aku dengar suara tegukan air, aku curiga, benar saja! Terlihat kakak sedang minum segelas air putih.

Ya Allah, apakah ia mengira kita hendak shalat subuh? Sebagaimana kebiasannya jika tak puasa? Selalu minum 1 gelas sebelum shalat dan 1 gelas sesudahnya. " Lo kak, ini mau shalat dhuhur Lo, kog minum, sekarang kan puasa?" Tanyaku. Dan seketika meledak tawa kami melihat ekspresinya. Tepuk dahi sambil berkata," Duh...lupa Bu".

Ya sudahlah, khilaf ini yang dimaafkan dan sekaligus yang nikmat. Dapat rejeki nomplok, bak oase di tengah Padang pasir. Selamat menunaikan puasa esok hari mak-mak strong..😍

Komentar

Postingan Populer