Bukbernya Bubar



Baru saja kemarin saya bilang ke si Sulung," Kak, gak pake bukber ya sekarang, udah bubar deh...". Dan senyum tipis tersemat di wajah ovalnya. Pasti dalam benaknya sudah terbayang semacam slide film bagaimana suasana bukbernya yang hampir setiap malam ada. Bisa dengan guru-guru, teman sekelas, teman SD, teman futsal dan banyak lagi.

Kog ya nyambung lagi dengan tema hari ini. Sayapun jadi terkenang bagaimana bukber kami jadikan wasilah mengajak sahabat-sahabat muslimah untuk kajian. Entah itu remaja, maupun ibu-ibu. Berkahnya bukber ( buka bareng) makanan dengan menu sederhana menjadi lebih enak.

Dan riweuhnya jadi panitia juga jadi kenangan manis. Mulai menyiapkan menu hingga susunan acara. Buka bersama juga ada sisi negatifnya, karena bagi yang tak paham kemudian dijadikan ajang ikhtikaf bahkan kholwat. Jadi meskipun sulungku dulu sering pamit untuk bukber, tetap ada seleksi, sebab tak ingin kegiatan yang tadinya mubah menjadi haram.

Bukber sebenarnya lebih kepada kearifan budaya lokal yang berasimilasi dengan Islam. Berbagi rejeki dengan sesama saudara, yang mana di berbagai belahan negeri kaum Muslimin tradisi ini masih ada dengan berbagai istilah.

Kini, tak ada lagi acara bukber, kerinduan memang ada, namun tidak menjadikan diri dan sesama masuk dalam kemudharatan adalah lebih penting. Mungkin bisa diganti dengan sedekah dan lain sebagainya. Sebab pilu juga melihat berita di media massa yang memberitakan masih banyak orang yang mati kelaparan.

PSBB tak serta merta menjadikan situasi lebih kondusif, malah menciptakan kesulitan baru, yaitu kesulitan mengakses kebutuhan sehari-hari bagi mereka yang memang sebelum pandemi saja sudah lemah. Mestinya mereka menjadi perhatian negara. Sebab nyatanya banyak yang akhirnya termiskinkan karena sistem.

Perbanyak doa dan saling mengingatkan, bahwa ini cambuk agar kita kembali kepada jalan Allah.

Semoga Rahmat Ramadan memberikan kebaikan alam dengan diangkatnya Covid-19 ini segera. Semoga dengan berbuka bersama keluarga masing-masing bisa memberikan ikatan yang lebih hangat lagi, bahwa lebih banyak lagi yang bisa disyukuri daripada hilangnya kesempatan berkumpul dengan sahabat dan handai taulan di luar rumah. Wallahu a' lam bish showab.

Komentar

Postingan Populer