Corona Di Indonesia Kian Merona





Pemerintah memastikan terdapat tambahan delapan kasus terjangkit virus Corona ( Covid-19) di Indonesia (KOMPAS.com,10/3/2020).

Sejak diumumkan oleh presiden Joko Widodo, 8 Maret lalu, berita Corona dan penyebarannya sangat menyedot perhatian. Panik buying salah satu dampak dari pengumuman tersebut. Dan makin hari kasusnya makin merona.

Namun memang kesannya pemerintah bergerak lambat. Sebelumnya, disaat negara lain mengevakuasi warganya dari China dan melarang bepergian ke luar negeri sementara waktu, Indonesia justru membuka tangan lebar kedatangan wisatawan asing dengan alasan ekonomi.

Bahkan berita bahwa ada warga Indonesia yang sudah positif terpapar virus Corona pun sengaja ditutup-tutupi, sesaat sejak pemerintah Arab Saudi melakukan penutupan sementara keberangkatan jamaah umroh barulah pemerintah Indonesia bereaksi.

Ada apa? Tak pentingkah kesehatan dan keselamatan warganya? Dan kini setelah ada  berita yang menyusul  dari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan apakah yang menjadi keputusan penguasa?

Sebagai kaum muslim, inilah saatnya menyadarkan kepada masyarakat luas. Akidah kita menuntut untuk mengembalikan semua musibah dan persoalan kepada Allah dan RasulNya. Tentara Allah sedang mengerjakan amanahnya. Sedang kematian adalah pasti, tak kena virus atau kena seseorang pasti mati.

Benarlah apa yang Allah sebutkan bahwa segala kerusakan dan musibah adalah tangan-tangan manusia yang merusak maka kita wajib untuk berserah diri. Kita lihat di wilayah awal virus Corona ini meletus sudah jadi budaya di masyarakatnya dengan hidup tak mengedepankan kebersihan dan makanan yang tak lazim dimakan.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Rûm [30]: 41).

Arti berserah diri bukan semata bergerak mengadakan perubahan atau ikhtiar namun juga benar-benar berusaha tetap terikat dengan hukum syariat. Dan sungguh arah pandang yang diambil oleh penguasa begitu berpengaruh terhadap penyelesaian persoalan dalam hidupnya.

Dan hari ini kapitalisme telah mengkooptasi pemerintah bahkan hingga merasa perlu meliput acara artis dibanding duduk bersama menyusun strategi bagaimana agar seluruh rakyat Indonesia bebas Virus Corona. Penguasa dalam pandangan kapitalisme bukan pengurus rakyat, namun penyedia kebutuhan -kebutuhan kapitalisme dengan rakyatnya. Sejahtera hanya hisaban jempol.

Padahal dampaknya meluas, tak sekedar panik buying,  namun hampir semua sektor ekonomi , keamanan , kesehatan  menerima akibatnya. Indonesia masih memperlakukan wisawatan  dari  luar masuk ke Indonesia dengan tangan terbuka. Maka, jika memang ingin mendapatkan solusi hendaknya kita mengambil hukum yang tepat.

Hukum yang berasal dari yang menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan yaitu Allah SWT. Wallahu a' lam bish showab.

Komentar

Postingan Populer