Sibuknya Manusia Hari Ini

Setiap pagi menjalani rutinitas, jalan yang sama, jam yang sama dan nuansa yang sama. Sibuk. Semua manusia sibuk, berlomba membelah jalan agar segera sampai tujuan. Wajah terpasang kaku, tegang, berharap kemacetan bisa terurai, suara klakson bersahutan, maunya duluan.

Bagaimana jika ini suasana padang Masyar? apakah ketegangannya sama? mungkin, tapi dengan suasana hati tak menentu. Sibuk menghitung dosa dan alpa semasa di dunia. Namun sudah terlambat.

Begitu sangakala ditiupkan ketiga kalinya bangkitlah seluruh manusia dari sejak awal penciptaan hingga akhir dunia. Ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar [39]: 68).


Penyesalan datang seketika, ah...mengapa dunia hanya sesingkat itu? kadang juga terbersit takut ketika membayangkan akan seperti apa kelak cara meninggalku? baikkah atau dalam keadaan bermaksiat kepada Allah..nauzubillah..lindungi aku Allah dalam hal yang demikian.

Dan ternyata kesibukan kita hari ini sangat berkorelasi dengan dimana tempat kita nanti. Dijalan banyak sekali wanita yang tidak menutup aurat, parfum berpendar terikut udara yang bergerak karena terjangan kendaraan. Hendak kemana mereka? wajib, sunnah, mubah atau malah haram apa yang hendak mereka kerjakan bukankah hukum menutup auratnya tetap sama?

Lebih-lebih ketika saya menunggu jam masuk kursus dan menunggu di parkiran sepeda. Sepanjang yang saya lihat, ternyata tidak setiap orang yang berboncengan kemudian menitipkan sepedanya adalah mahrom. Banyak yang justru bertemunya diparkiran dari arah yang berlawanan kemudian satu sepeda di parkir dan mereka berangkat lagi berboncengan dengan sepeda yang lain.

Ada yang terlihat  sibuk menelepon, ternyata sebuah mobil terlihat berhenti, sedetik berikutnya mereka berangkat lagi. Iseng pernah saya bertanya kepada penjaga parkir apakah mereka suami istri? jawabnya bukan, kemudian beliau cerita banyak yang nitip sepeda itu bukan suami istri. Dunia kerja memang kejam, sejam dua jam perjalanan dari parkiran menuju kantor atau pabrik cukuplah untuk menumpahkan rindu..selingkuh..😒

Pernah ada seorang gadis yang lincah, modis, manis dan gelisah. Dia lebih dulu menyapa saya. Setelah cukup basa-basinya nekad saya tanya, " Mau kemana?"
"Mau main tante"
"Kemana?"
" Belum tahu tante, ini masih nunggu"
" Nunggu siapa?"
"Kakak"
"Kakak, kenapa gak berangkat bareng dari rumah?
Dia tersipu, dan sedikit menunduk, sepertinya sedang sibuk mencari jawaban. Ahhh, aku tahu! TTM itu nyata, Teman Tapi Mesra itu ada dihadapan saya..Astaghfirullah..

Panggil kakak adik apakah kemudian otomatis mereka menjadi mahrom? Oh tidak! kembali agama menjadi permainan, pahala menutup auratnya hangus karena zina..

Kesibukan dunia telah melenakan, halal haram hanyalah permainan. Hendak kemanakah mereka sesudah mati? bukankah tujuan kita sama?

Dan, akhirnya saya melihat pemandangan yang buat ngilu hati. Sebuah sepeda motor dengan plat luar kota berhenti di depan parkiran, berikutnya, gadis berkerudung itu sudah neplok manja di boncengan belakang, ada sedikit percakapan mesum, sebelum kemudian mereka pergi, semudah itu mereka buat dosa.


Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih. Allah Taala berfirman :

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala melarang kita untuk terperdaya dengan kehidupan dunia. Dia tertipu dengan dunia, sehingga sia-sialah waktunya, terluput dari berbagai amal shalih, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dia habiskan dunia ini, siang dan malam, hanya untuk mengumpulkan harta saja atau hanya untuk berlomba-lomba dalam teknologi. Hal ini sebagaimana kondisi orang-orang kafir saat ini. Mereka habiskan dunia ini untuk sesuatu yang tidak abadi.

Bukan berarti seorang muslim tidak boleh memanfaatkan dunia ini dan kemajuan teknologi di dalamnya. Akan tetapi, hendaknya dia manfaatkan ini semua untuk membantu ketaatan kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala menciptakan dunia ini dan apa yang ada di dalamnya untuk hamba-hambaNya yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik?” Katakanlah, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” (QS. Al-A’raf [7]: 32).

Sungguh, kita haruslah banyak bermuhasabah, agar sibuk kita di dunia tak sia-sia. Lelah memang, beda dengan kebanyakan orang memang, tapi insyaallah, jalan ini, sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, yaitu menjadi hambanya, adalah yang terbaik. Wallahu a' lam biashowab.



Komentar

Postingan Populer