Kutukan Kaum Luth yang diBanggakan

 



Beredar berita seorang desainer muda, warga negara Indonesia , telah mengganti kelaminnya, dari laki-laki menjadi perempuan. Dengan bangga ia berfoto dengan saudara laki-lakinya hanya dengan mengenakan swimsuit one piece. Bahkan dia mengemukakan teorinya bahwa transgender berbeda dengan transeksual. Menurutnya, transgender, adalah seseorang yang merasa identitas dirinya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Sementara itu, transeksual adalah seseorang yang mengubah alat kelamin sesuai dengan keinginannya. “Saya melihat ada yang merubah, ada yang tidak merubah. Ada yang merubah baru dia lebih fine, itu saya,” ungkapnya. 


Dan bukan sekali media kini memberitakan selebriti Indonesia maupun mancanegara yang "berpindah" status, dari pria ke wanita atau sebaliknya. Mereka mendapat ruang bahkan tawaran session foto, job-job, kegiatan sosial, promosi dan lain sebagainya berdatangan justru ketika mereka telah berganti status. Dan memang hal ini bukan berkembang begitu saja. Telah banyak gerakan sebelumnya, baik independen maupun meminta dukungan pemerintah yang menyuarakan bahwa mereka sama dengan manusia normal pada umumnya. Mereka pun meminta hak dan kewajiban mereka dihormati. 


Bulan Juni lalu, merupakan perayaan Pride Month yang ke-51, saat jutaan orang berkumpul untuk mendukung komunitas LGBTQ. Tahun ini, banyak perayaan Pride Month di seluruh dunia ditunda karena COVID-19. Dilansir Cnet, peringatan Pride Month pada Juni ini berawal dari kejadian pada 28 Juni 1969, ketika polisi menggerebek klub gay bernama Stonewall Inn di New York. Namun, inilah ironinya, berawal dari bencana kemudian berubah menjadi restu, Presiden AS sebelumnya, dalam beberapa kesempatan, secara resmi menyatakan Juni sebagai LGBT Pride Month dan perayaan ini pun jadi populer di beberapa negara (tirto.id,2/6/2021).


Bisa dipahami jika hari ini, kaum yang dilaknat Allah itu melenggang nyaman, mengibarkan bendera warna-warni kebanggaan mereka sebab Amerika sebagai representatif negara ula hari ini telah memberikan restunya, tak ayal negara-negara lainpun mengikuti, tak terkecuali Indonesia. Meski belum ada hukum yang mengatur kebijakan yang berkaitan dengan mereka namun keberadaan merekapun tak segera dieksekusi atau diputuskan apakah ditolak atau diterima. Masyarakatpun perlahan menerima meski belum 100%, sebab para selebriti ataupun publik figur di negeri ini tak risih, mereka menunjukkan pergaulan yang alamiah dengan kaum laknatullah ini. 


Mengapa marah dan suka masyarakat berbeda? Secara fakta, tak ada orangtua yang rela anaknya tiba-tiba berubah kelamin dan status, demikian pula tak ada yang rela jika anggota keluarganya kemudian menikah dan membina keluarga. Jikapun mereka diam, karena hanya menjadi tontonan. Inilah bukti bobroknya sistem sosial dan interaksi yang melingkupi masyarakat kita. Meskipun mayoritas beragama Islam dan tahu bahwa kaum transgender itu terlarang dalam agama mereka, namun karena tak ada tindakan tegas dari penguasa merekapun tak peduli. Parahnya, kisah hidup para transgender itu, berikut kekayaannya dan ketenarannya malah menjadi inspirasi. 


Kebanggaan yang dibangun di atas landasan rapuh, mengapa terus dicari? Inilah salah satu senjata kaum kafir dalam menghabisi kaum Muslim, mereka tak hanya dijauhkan dari gambaran bagaimana jika hidup diatur oleh Islam, bahkan dengan luwes mengajak kaum Muslim untuk turut ambil bagian, menjalani gaya hidup mereka. Perayaan Pride Month inilah salah satu buktinya, betapa keras usaha kafir menghabisi Muslim.


Mereka tak ingin generasi Muslim hidup mulia, hanya berpegang teguh pada agamanya, dan kokoh memandang visi dan misi hidupnya. Dan inilah tugas berat kita yang paham bahwa keadaan ini sangat berbahaya, yaitu mendakwahkan betapa laknat Allah tak ecek-ecek, bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Dan bahwa hidup ini hanyalah sementara, tempat mengumpulkan bekal, agar nikmat dalam kehidupan sesungguhnya, yang lebih kekal yaitu akhirat. 


Patutlah kita pertanyakan kini, pantaskah kita yang disebut Allah sebagai umat terbaik, namun diam melihat generasi hari ini terpapar cara pandang yang keliru ini? Allah berfirman,"Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah" (QS Ali Imran:110).


Jika yang disebut sebagai umat terbaik adalah mereka yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar sekaligus beriman kepada Allah, maka, tentulah kita akan mengembalikan tata aturan sosial dan masyarakat pada syariat Allah saja, bukan yang lain. Wallahu a' lam bish showab.


Komentar

Postingan Populer